Puspo Wardoyo Mengingatkan Ustd. Yusuf Mansyur

Written By Informasi Desa Pabuaran on Senin, 25 Mei 2015 | 05.53

Info Desa Pabuaran - Pengusaha jaringan rumah makan Wong Solo, Puspo Wardoyo dengan lantang mengingatkan Ustaz Yusuf Mansur, agar segera menghentikan gerakan pengumpulan dana masyarakat lewat jalur dakwah yang dijalaninya. Alasannya, pengumpulan dana itu hingga saat ini tidak jelas peruntukan dan akuntanbilitasnya. Parahnya, kegiatan Yusuf Mansur sendiri belum mendapat perijinan resmi dari pemerintah. 
Kenapa Puspo berani dengan lantang meminta Yusuf Mansur menghentikan kegiatannya ?. Puspo memiliki sejarah perkenalan dengan Yusuf Mansur pimpinan Pesantren Daarul Quran itu yang tidak berjalan mulus. Semua berawal dari sebuah mobil.

Puspo bercerita, sekitar tahun 2005 silam, saat itu, bisnisnya sedang jatuh akibat isu poligami yang dia lakukan. Ia kemudian diperkenalkan oleh seeorang dengan Yusuf Mansur di kawasan Bintaro, Tangerang. Yusuf Mansur sendiri waktu itu belum setenar sekarang. Ia masih merintis dakwahnya dengan bendera Wisata Hati. "Masih ngontrak ruko kecil di Bintaro. Mungkin motor saja dia belum punya," tutur Puspo.

Puspo mengaku saat itu memiliki sebuah mobil minubus yang interior di dalamnya didesain dengan mewah. Mobil itu kemudian, dipinjam oleh Yusuf Mansur untuk operasional dakwahnya. Puspo setuju dengan catatan di mobil tersebut ditempel stiker Wisata Hati bekerja sama dengan usaha yang dia bangun (Ayam Bakar Wong Solo, red). 
Sayangnya, lanjut Puspo, stiker rumah makannya ternyata tidak ditempel di mobil tersebut. Puspo telah beberapa kali telah menegur Yusuf Mansur agar stiker itu segera dipasang, namun tidak juga dipasang. Tindakan Yusuf Mansur membuat Puspo kecewa. Menurut Puspo saat itu tidak ada akad dengan Yusuf Mansur bila mobil tersebut diberikan. Tetapi dipersilahkan dipakai sebagai bentuk kerja sama iklan.

Setelah peristiwa pada 2005 lalu itu, Puspo mengaku tidak pernah lagi berinteraksi dengan Yusuf Mansur. Hingga pada dua bulan lalu, seorang staf Yusuf Mansur berkirim pesan singkat kepada dirinya yang meminta BPKB mobil tersebut. Puspo marah dan merasa tersinggung, kenapa bukan Yusuf Mansur sendiri yang menghubungi dirinya. Apalagi Puspo juga merasa tidak pernah memberikan mobil tersebut. "Buktinya BPKB mobil itu ada di saya," terangnya.

Selain soal mobil, Puspo juga bercerita hal lain mengenai praktik sedekah dan patungan usaha yang digulirkan Yusuf Mansur. Soal sedekah, kata Puspo, selama ini Yusuf Mansur menarik dana dari masyarakat tanpa dijelaskan peruntukannya. "Ya diambilin begitu saja," ungkapnya.

Kata Puspo, memang ada orang-orang yang sukses setelah bersedekah kepada Yusuf Mansur. Tetapi lebih banyak yang gagal. Ia pun menyebut beberapa contoh pengusaha yang bersedekah kepada Yusuf Mansur kemudian usahanya malah jatuh. Tentu hal ini berbeda dengan cerita motivasi yang disampaikan Yusuf Mansur.

Meski keras mengritik dan mengingatkan masyarakat untuk tidak terlibat dalam sedekah dan patungan usaha yang dilakukan Yusuf Mansur, Puspo mengaku tidak memiliki motif apa-apa alias tulus. Sebagai seorang pengusaha Puspo merasa tidak bersaing dengan Yusuf Mansur yang seorang ustaz. Ia juga mengaku siap bila harus berhadapan dengan hukum akibat pengakuan-pengakuannya itu. "Ini aku amar maruf nahi munkar, beri peringatan pada masyarakat," ungkapnya.

Cerita lain tentang Yusuf Mansur dan Wisata Hati juga disampaikan oleh Ketua Pos Pengaduan Program-program Yusuf Mansur (P3YM) Eko Suryono dan Darso Arief Bakuama yang mengaku pernah menjadi tim Yusuf Mansur di awal meniti dakwahnya. Sayangnya, cerita-cerita hanya disampaikan secara lisan tanpa bukti-buktu tertulis.

Lalu, bagaimana tanggapan Yusuf Mansur atas kritikan Puspo Wardoyo ini?. Sayang sekali, Yusuf Mansur tidak berkomentar apapun.

Sebelumnya, Pemimpin Redaksi Dakwatuna.com, Samin Barkah, yang selama ini telah memuat berbagai tulisan yang mengritik praktik sedekah dan usaha Yusuf Mansur juga mengakui bila pihaknya kesulitan untuk mendapatkan klarifikasi dari Yusuf Mansur. Beragam cara telah ditempuh juga tidak mendapat tanggapan. "Dia juga tidak menggunakan hak jawabnya. Malah dalam twitternya dia meminta followernya supaya membaca Dakwatuna," ungkapnya sambil tersenyum.

Samin juga mengakui telah mengundang Yusuf Mansur untuk hadir dalam acara yang digelar pihaknya itu. Sayangnya, tidak ada konfirmasi kehadiran baik dari Yusuf Mansur maupun orang yang mewakilinya. Sampai acara selesai, pihak Yusuf Mansur juga tidak datang.

Menanggapi persoalan sedekah dan patungan usaha Yusuf Mansur, pimpinan Pesantren Tahfizh Quran Anshorullah, Ciamis, Jawa barat, Ustaz Fauzan Al Anshari yang hadir dalam pertemuan itu mengingatkan agar persoalan ini diselesaikan secara baik-baik, tanpa harus melibatkan penegak hukum. Sebab, sebutnya, hal ini menjadi aib bagi pihak Yusuf Mansur bila sampai dilaporkan kepada aparat hukum.

Sementara anggota Tim Pengacara Muslim (TPM), Ahmad Chalid, mengaku siap untuk turut membantu menyelesaikan persoalan ini. Sebab hal ini merupakan urusan umat. "TPM siap untuk memfasilitasi pertemuan dengan Yusuf Mansur," kata Chalid.

Hanya saja, TPM menyayangkan, dalam pertemuan kemarin itu tidak ada saksi-saksi yang merasa menjadi korban dari praktik sedekah dan patungan usaha Yusuf Mansur yang dihadirkan. "Ini tadi kan masih katanya dan kata teman saya. Pak Puspo sendiri, walaupun pengakuannya, juga tidak menyebut dirinya menjadi korban," kata Chalid. (red/han/bhm)

05.53 | 0 komentar